Senin, 09 April 2012

CARA MEMBUAT BUSA FOAM

Bahan-bahan yang diperlukan :
1. H2O (Air) @ 5cc
2. M.C. (Melion Clorida) @ 10cc
3. NH4OH (Amonium Hidroksida) @ 10cc
4. T.9. (Toluen 9) @ 10cc
5. P.P.G. (Polly Propyline Glykol) @ 40cc
6. Si (Silikon) @ 5cc
7. Refaqua Color @ Secukupnya

Cara Pembuatannya :
a. H2O  dilarutkan dengan M.C., aduk sampai senyawa dan larutkan NH4OH.
b. T.9. larutkanlah pada larutan a dan masukkan P.P.G., aduk sampai senyawa.
c. Larutan b masukkan Si, aduk sampai larut dan masukkan Refaqua Color.
d. Larutan c , sebelum kita larutkan T.D.I harus kita siapkan dulu cetakannya.
e. Sesudah kita siapkan, kita larutkan T.D.I kedalam larutan c, lalu kita tuangkan kedalam cetakan tidak          
    sampai 5  menit jadilah karet busa.


APA ITU KATALIS



Katalis adalah suatu bahan kimia yang dapat meningkatkan laju suatu
reaksi tanpa bahan tersebut menjadi ikut terpakai; dan setelah reaksi
berakhir, bahan tersebut akan kembali kebentuk awal tanpa terjadi
perubahan kimia.
Penggunaan katalis dapat menurunkan tingkat aktivasi energi yang dibutuhkan, membuat reaksi terjadi lebih cepat atau pada suhu yang lebih rendah.

Katalis terutama banyak dipergunakan untuk membantu dalam proses industri seperti dalam pengilangan minyak bumi dan proses produksi bahan kimia umum atau kimia khusus.
Selain dikedua jenis industri tersebut, katalis juga dipergunakan dalam proses produksi produk makanan, pembangkit listrik tenaga nuklir, kendaraan, dan untuk kegiatan pengendalian pencemaran.

Dalam proses di kilang minyak bumi, katalis yang banyak dipergunakan adalah katalis reforming, isomerasi dan hydrocracking
. Fungsi katalis-katalis tersebut pada dasarnya untuk membantu memecah rantai senyawa karbon.
Dengan bantuan katalis tersebut minyak mentah (crude oil) dapat diproses sehingga dapat diperoleh variasi turunannya seperti premium, kerosin, avtur, dan produk lainnya tergantung tingkat pemutusan rantai karbonnya.

Cara Kerja Katalis.
Berdasarkan cara reaksinya, katalis dapat dibagi menjadi dua tipe, heterogen dan homogen.
Dalam reaksi heterogen, katalis memiliki fasa yang berbeda dengan reaktan (bahan yang bereaksi).
Pada reaksi homogen, katalis memiliki fasa yang sama dengan reaktannya.
Pada reaksi heterogen, pertama-tama reaktan akan terjerap (adsorption) pada permukaan aktif katalis, selanjutnya akan terjadi interaksi baik berupa reaksi sebenarnya pada permukaan katalis, atau terjadi pelemahan ikatan dari molekul yang terjerap.
Setelah reaksi terjadi, molekul hasil reaksi (produk) dilepas dari permukaan katalis. Oleh karena itu, katalis yang baik perlu memiliki kemampuan menjerap dan melepaskan yang baik.
Pada reaksi homogen, biasanya proses terjadi dalam bentuk gas atau terjadi dalam satu fasa cair tunggal.
Katalis logam mulia.
Logam mulia seperti platinum, palladium, ruthenium, rhodium, Au, Ag, baik tunggal atau kombinasi merupakan jenis katalis yang banyak dipergunakan sebagai katalis.
Keuntungan penggunaan katalis logam mulia karena memiliki tingkat aktivitas yang tinggi, selektifitas yang baik, dan daya tahan yang baik sehingga jangka waktu penggantiannya lama.
Logam mulia yang banyak digunakan sebagai katalis antara lain:

Platinum: merupakan katalis logam mulia yang paling banyak dipergunakan. Katalis ini memiliki aktivitas yang tinggi dalam proses hidrogenasi, dehidrogenasi, oksidasi, dll.
Biasanya merupakan katalis pertama yang dipilih sebelum memperoleh katalis yang lebih tepat.
Saat ini penggunaannya makin meluas, termasuk dibidang kimia khusus untuk reduksi alkilasi, hidrogenasi karbonil dan hidrogenasi selektif senyawa nitro tanpa dehalogenasi.

Ruthenium: katalis ruthenium memiliki aktivitas yang tinggi dalam hidrogenasi senyawa karbonil alifatik dan cincin aromatik pada kondisi medium tanpa reaksi sampingan.
Jika terdapat air dalam system reaksi, katalis ini akan memberikan aktivitas yang lebih tinggi lagi. Katalis ini tahan senyawa sulfuric yang biasanya merupakan racun bagi katalis logam mulia.
Katalis ini stabil dalam pelarut asam dan basa, dan dapat digunakan untuk reaksi dalam asam kuat.

Rhodium: merupakan katalis yang memiliki aktivitas tinggi dalam hidrogenasi senyawa aromatik.
Katalis ini menghidrogenasi banyak senyawa aromatik pada suhu ruang dan tekanan normal.
Katalis ini juga memiliki aktivitas lebih tinggi dibanding katalis logam palladium yang biasa dipergunakan dalam hidrogenasi olefin.

Iridium: meskipun katalis iridium memiliki aktivitas yang rendah dan aplikasi yang terbatas mengingat kelangkaannya, katalis ini mulai mendapat perhatian karena sifat reaksinya yang unik

Logam-logam lain seperti Sn, Pb, Ni, Co, Ge digunakan sebagai promotor.
Logam-logam ini dilapisi berbagai carrier/pembawa seperti alumina, silica, zeolit dan karbon.

Bentuk Katalis.
Selain tergantung pada bahan katalitik, bahan promotor dan bahan pembawa (carrier), efektifitas fungsi katalitik juga ditentukan oleh bentuk dan ukuran katalis.
Katalis dapat berbentuk pellet, granular, sarang lebah, atau serat agar memiliki kinerja yang optimum disesuaikan dengan tahapan proses produksi yang dijalani.

Penyebab Kerusakan Aktivitas Katalis.
Berbeda dengan spent katalis yang merupakan katalis yang telah kehilangan fungsinya akibat berakhirnya umur pemakaian, kerusakan aktivitas katalis biasanya terjadi pada katalis baru atau katalis yang sebenarnya belum habis umur pemakaiannya.
Kerusakan aktivitas katalis ditunjukkan dengan adanya peningkatan aktivitas berlebih atau penghambatan aktivitas. Kerusakan aktivitas katalis dapat disebabkan karena adanya kerusakan fisik atau kerusakan kimia katalis.
Solusi aktivasi katalis
1. Analisis terhadap kandungan sulfur sebagai zat yang meracuni pada katalis.
2. Regenerasi katalis akibat deposit coke.
katalis yang telah kehilangan fungsinya akibat berakhirnya umur
pemakaian, kerusakan aktivitas katalis biasanya terjadi pada katalis
baru atau katalis yang sebenarnya belum habis umur pemakaiannya.
Kerusakan aktivitas katalis ditunjukkan dengan adanya peningkatan
aktivitas berlebih atau penghambatan aktivitas. Kerusakan aktivitas
katalis dapat disebabkan karena adanya kerusakan fisik atau
kerusakan kimia katalis yang diakibatkan oleh kandungan sulfur
sebagai zat yang meracuni katalis tersebut

CARA MEMBUAT CAT TEMBOK/ACRYLIC

Bahan-Bahan yang digunakan :
1. CaCO3 (Kalsium Carbonat) @ 2Kg
2. TiO2 (Titan Dioksida) @ 2 Ons
3. P.V.A.C (Propylene Vinyl Acrylic) @ 1 Kg
4. H2O (Air) @ 3/4 Liter
5. Pigmen Color @ secukupnya
6. Kaolyn @ 1Kg
7. Pine Oil @ 10cc

Cara Pembuatannya :
a. CaCO3 dilarutkan dengan H2O, P.V.A.C. diaduk sampai larut/senyawa, lebih bagus menggunakan mixer.
b. TiO2 dilarutkan pada larutan a .
c. Kaolyn dilarutkan pada larutan b, aduklah sampai senyawa lagi.
d. Larutan c dimasukkan pigmen color, aduklah sampai senyawa.
    Ini sudah menjadi cat mentah yang disebut Blank Point.
e. Supaya cat tersebut apabila di tambah air warnanya tidak berubah, larutkanlah pine oil.

Minggu, 08 April 2012

Bahan Pembuat Fiberglass



Bahan pembuat fiberglass pada umumnya terdiri dari 11 macam bahan, 6 macam sebagai bahan utama dan 5 macam sebagai bahan finishing, diantaranya : erosil, pigmen, resin, katalis, talk, mat, aseton, PVA, mirror, cobalt, dan dempul.
·         Erosil
Bahan ini berbentuk bubuk sangat halus seperti bedak bayi berwarna putih. Berfungsi sebagai perekat mat agar fiberglass menjadi kuat dan tidak mudah patah/pecah.


·         Resin
Bahan ini berujud cairan kental seperti lem, berkelir hitam atau bening. Berfungsi untuk mengencerkan semua bahan yang akan dicampur. Resin mempunyai beberapa tipe dari yang keruh, berwarna hingga yang bening dengan berbagai kelebihannya seperti kekerasan, lentur, kekuatan danlain-lain. Selain itu harganya-pun bervariasi.

·         Katalis
Katalis berbentuk cairan jernih dengan bau menyengat. Fungsinya sebagai katalisator agar resin lebih cepat mengeras. Penambahan katalis ini cukup sedikit saja tergantung pada jenis resin yang digunakan. Selain itu umur resin juga mempengaruhi jumlah katalis yang digunakan. Artinya resin yang sudah lama dan mengental akan membutuhkan katalis lebih sedikit bila dibandingkan dengan resin baru yang masih encer. Zat kimia ini biasanya dijual bersamaan dengan resin. Perbandingannya adalah resin 1 liter dan katalisnya 1/40 liter.


·         Pigment
Pigment adalah zat pewarna saat bahan fiberglass dicampur. Pemilihan warna disesuaikan dengan selera pembuatnya. Pada umumnya pemilihan warna untuk mempermudah proses akhir saat pengecatan.


·         Mat
Bahan ini berupa anyaman mirip kain dan terdiri dari beberapa model, dari model anyaman halus sampai dengan anyaman yang kasar atau besar dan jarang-jarang. Berfungsi sebagai pelapis campuran/adonan dasar fiberglass, sehingga sewaktu unsur kimia tersebut bersenyawa dan mengeras, mat berfungsi sebagai pengikatnya. Akibatnya fiberglass menjadi kuat dan tidak getas.


·         Talk
Sesuai dengan namanya, bahan ini berupa bubuk berwarna putih seperti sagu. Berfungsi sebagai campuran adonan fiberglass agar keras dan agak lentur.


·         Aseton
Pada umumnya cairan ini berwarna bening, fungsinya yaitu untuk mencairkan resin. Zat ini digunakan apabila resin terlalu kental yang akan mengakibatkan pembentukan fiberglass menjadi sulit dan lama keringnya.
·         Cobalt
Cairan kimia ini berwarna kebiru-biruan berfungsi sebagai bahan aktif pencampur katalis agar cepat kering, terutama apabila kualitas katalisnya kurang baik dan terlalu encer. Bahan ini dikategorikan sebagai penyempurna, sebab tidak semua bengkel menggunakannya. Hal ini tergantung pada kebutuhan pembuat dan kualitas resin yang digunakannya. Perbandingannya adalah 1 tetes cobalt dicampur dengan 3 liter katalis. Apabila perbandingan cobalt terlalu banyak, dapat menimbulkan api.
·         PVA
Bahan ini berupa cairan kimia berkelir biru menyerupai spiritus. Berfungsi untuk melapis antara master mal/cetakan dengan bahan fibreglass. Tujuannya adalah agar kedua bahan tersebut tidak saling menempel, sehingga fiberglass hasil cetakan dapat dilepas dengan mudah dari master mal atau cetakannya.
·         Mirror
Sesuai namanya, manfaatnya hampir sama dengan PVA, yaitu menimbulkan efek licin. Bahan ini berwujud pasta dan mempunyai warna bermacam-macam. Apabila PVA dan mirror tidak tersedia, perajin/pembuat fiberglass dapat memanfaatkan cairan pembersih lantai yang dijual bebas di mall/ toserba.
·         Dempul
   Setelah hasil cetakan terbentuk dan dilakukan pengamplasan, permukaan yang tidak rata dan berpori-pori perlu dilakukan pendempulan.  Tujuannya agar permukaan fiberglass hasil cetakan menjadi lebih halus dan rata sehingga siap dilakukan pengecatan.

Mengenal RESIN dan SILIKON

Resin secara alami atau berupa senyawa sintetis yang berupa bahan yang sangat kental dan keras . Biasanya, damar dapat larut dalam alkohol, tetapi tidak dalam air. Ada beberapa kelas yang berbeda dari resin, tergantung pada komposisi kimia yang tepat dan potensi menggunakannya. Ada banyak penggunaan untuk resin, mulai dari produksi polimer , dan banyak konsumen berinteraksi dengan produk-produk yang mengandung resin setiap hari. secara alami resin berasal dari tanaman. Sebuah contoh klasik adalah getah pinus, yang memiliki karakteristik bau tajam senyawa terpene. Sebagai orang yang telah berinteraksi dengan getah pinus pasti tahu, substansinya yang sangat kental, tapi mengeras seiring waktu.

Sejumlah tanaman lain menghasilkan resin, resin dari tanaman telah digunakan oleh manusia selama ribuan tahun. Beberapa tanaman mengeluarkan zat yang serupa yang disebut resin permen karet atau permen karet yang tidak berinteraksi dengan air. Karet cenderung lebih lembut dan lebih lunak dari resin.

SILICON.

Silikon adalah unsur yang memiliki:

Simbol Kimia = massa atom Si = 28,09 Atom
Jumlah = 14
simbol = Si
Diucapkan = sil-i-con
Orang yang menemukan = Jon Yakub Berzalius, tahun = 1824
Titik lebur = 1410 c (2570 M)
Titik didih = 2355 C (4271 F
Masuk dalam kelompok = metalloid
Digunakan untuk Glass, keramik, dan alat semi konduktor
Di planet kita, silikon adalah unsur paling banyak kedua (setelah oksigen) dalam kerak bumi, membuat naik 25,7% dari kerak bumi oleh massa.
* Silicon dapat ditemukan di matahari dan bintang-bintang.
* Silicon mengirimkan lebih dari 95% dari panjang gelombang inframerah.
* Silikon adalah unsur penting dalam baja.

Sekarang, silikon dimurnikan dengan mengubahnya menjadi suatu senyawa silikon yang dapat lebih mudah dimurnikan dari dalam keadaan aslinya
Resin atau binder merupakan komponen utama dalam cat. Resin berfungsi merekatkan komponen-komponen yang ada dan melekatkan keseluruhan bahan pada permukaan suatu bahan (membentuk film). Resin pada dasarnya adalah polymer dimana pada temperatur ruang (atau temperatur applikasi) bentuknya cair, bersifat lengket dan kental. Ada banyak jenis resin, seperti: Natural Oil, Alkyd, Nitro Cellulose, Polyester, Melamine, Acrylic, Epoxy, Polyurethane, Silicone, Fluorocarbon, Venyl, Cellolosic, dll. Resin dibagi berdasarkan mekanisme mengering atau mengerasnya (pembentukan film).


PENGUAPAN SOLVENT
(Lacquer dan Duco)
Mengering atau mengerasnya resin terjadi karena penguapan solvent yang ada. Bahan yang padat akan tertinggal dan menempel merata pada seluruh permukaan bahan yang dicat. Selama solventnya masih ada maka resin ini belum mengeras. Untuk mempercepat proses menguapnya solvent, biasanya dibantu dengan pemanasan.
Resin jenis ini secara alamiah polymer-nya sudah cukup besar sehingga film yang terbentuk sekalipun tidak terjadi reaksi kimia sudah cukup kuat dan padat.
Kecepatan mongering, <span

class=”SpellE”>kualitas
rata dan kilap dari permukaan film sangat dipengaruhi oleh pemilihan jenis dan komposisi solventnya. Contoh resin jenis ini adalah Nitro Cellulosa (NC), Cellolose Acetate Butyrate (CAB), Chlorinated Rubber, Acrylic Co-polymer, dll
REAKSI DENGAN UDARA
(Varnish dan Syntetic Enamel)
Mengering atau mengeras karena ada reaksi kimia antara komponen udara (oksigen atau air) dengan resin tersebut membentuk molekul-molekul baru yang lebih besar dan saling berikatan satu sama lain.
Resin Alkyd atau Natural Oil (atau kombinasi keduanya) mempunyai ikatan rangkap (tak jenuh) dalam struktur molekulnya, oleh karenanya resin ini bersifat reaktif terhadap oksigen, namun pada temperatur ruang raktifitasnya masih kurang, perlu ditingkatkan reaktifitasnya dengan penambahan katalis (dryer) jika akan dipakai.
Pada resin Prepolymer Polyisocyanate terjadi reaksi “ moisture cure” antara gugus fungsional yang reaktif dengan air (kelembaban) di udara.
Ciri utama cat yang mempergunakan Resin jenis ini adalah akan mudah mengeras pada permukaannya (atau mengulit), bila kena udara (terbuka kalengnya cukup lama).
REAKSI POLYMERISASI
Campuran akan mengeras atau mengering karena terjadi reaksi kimia antara dua resin yang ada dalam campuran cat, reaksi ini sering disebut reaksi polymerisasi.
Reaksi polymerisasi (baik kondensasi maupun addisi) dapat berlangsung karena adanya katalis, tanpa katalis (non katalis), panas atau radiasi UV.
Hasil reaksinya adalah sebuah campuran polymer yang mempunyai berat molekul jauh lebih besar dan mempunyai ikatan tiga demensi (crosslink) yang jauh lebih kuat dibanding reaksi yang dijelaskan sebelumnya.
Tanpa katalis
(2 Pack Enamel)
Pada suhu ruang, dua pasang resin jenis ini sudah cukup reaktif untuk memulai reaksi, maka pasangan resin jenis ini harus dipisahkan satu sama lain sebelum dipakai, dicampur satu dengan lainnya jika hanya akan digunakan.
Tergolong dalam jenis ini adalah resin Epoxy dengan Polyamide dan Polyol dengan Polyisocyanate. Resin kedua dalam pasangan tersebut, polyamide atau polyisocyanate biasa disebut sebagai “hardener”, karena setelah resin ini dicampurkan dengan pasangannya akan terjadi reaksi polymerisasi dimana hasilnya ditandai dengan mengerasnya campuran tersebut.
Dengan Katalis
Karena pasangan dua resin ini tidak cukup reactive, maka perlu ditambahkan katalis untuk memulai reaksinya. Resin jenis ini bisa dicampur dan disimpan dalam satu wadah satu dengan lainnya.
Selama katalis belum dicampurkan maka tidak akan terjadi pengerasan pada bahan-bahan tersebut. Contoh resin ini adalah resin amino (melamine) dan alkyd polyol yang akan bereaksi atau mengeras bila ditambahkan katalis yaitu berupa asam organik atau anorganik.
Panas (Stoving
Enamel)
Disamping katalis seperti sudah disebutkan di atas, panas juga biasa digunakan sebagai alat untuk mempercepat reaksi kimia. Contohnya adalah resin amino dan alkyd polyol yang dipakai pada cat jenis stoving (pangggang) pada cat-cat mobil.
Radiasi UV
Beberapa resin tertentu, seperti: Polyester tidak jenuh, bisa bereaksi satu dengan yang lain bila diradiasi dengan sinar UV. Pengeringan dan pengerasan terjadi setelah campuran resin dikenai sinar UV.
Selain dibagi berdasarkan mekanisme pembentukan filmnya, juga bisa dibagi berdasarkan sifat film yang terbentuk, yaitu:
THERMOPLASTIC
Film yang terbentuk dapat dikembalikan ke sifat semula dengan melarutkan ke dalam solvent
THERMOSETING
Film tidak bisa dikembalikan ke komponen asal, karena sudah membentuk ikatan tiga demensi yang kokoh dan kuat
Setiap jenis resin mempunyai banyak sekali type dan turunanya, bahkan kombinasi antara satu resin dengan resin yang lain juga menambah perbendaharaan jenis resin baru. Daya tahan, kekuatan dan karakter cat secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh jenis resin yang dipakai.
Pemilihan resin yang dipakai sangat dipengaruhi oleh banyak pertimbangan diantaranya adalah sebagai berikut:
Ø Pemakaian, jika akan digunakan dengan kuas maka sebaiknya dipakai resin yang secara alami encer dan agak lambat keringnya. Resin yang cocok adalah alkyd dengan kadar oil yang cukup banyak (alkyd long oil). Resin dengan kekentalan tinggi dan cepat kering sangat tidak cocok dipakai untuk pemakain dengan kuas, akan menimbulkan permukaan yang tidak rata setelah cat kering. Begitu juga resin yang encer dan lambat kering sangat tidak cocok untuk pemakaian dengan spray pada permukaan vertical.
Ø Kekuatan, jika dibutuhkan cat dengan daya tahan tinggi terhadap sinar matahari, maka resin yang tepat adalah Acrylic atau Polyurethane, namun jika dibutuhkan cat dengan kekuatan tinggi terhadap kimia, gesekan, benturan, dll namun untuk pemakian di dalam, maka resin Epoxy adalah jawabannya.
Ø Dan pertimbangan-pertimbangan yang lain seperti ongkos/harga, substrat (permukaan bahan yang akan di cat), lingkungan (berair, kering, korosif,…), dan lain-lain.

Dikutip dari: http://www.geocities.com/heri_susyanto/Resin.htm

Minggu, 25 Maret 2012

Apa itu Fiber Glass


Kaca serat (Bahasa Inggrisfiberglass) atau sering diterjemahkan menjadi serat gelas adalah kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis dengan garis tengah sekitar 0,005 mm - 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau ditenun menjadi kain, yang kemudian diresapi dengan resin sehingga menjadi bahan yang kuat dan tahan korosi untuk digunakan sebagai badan mobil dan bangunan kapal. Dia juga digunakan sebagai agen penguat untuk banyak produk plastikmaterial komposit yang dihasilkan dikenal sebagai plastik diperkuat-gelas(glass-reinforced plastic, GRP) atau epoxy diperkuat glass-fiber (GRE), disebut "fiberglass" dalam penggunaan umumnya.
Pembuat gelas dalam sejarahnya telah mencoba banyak eksperimen dengan gelas giber, tetapi produksi masal dari fiberglass hanya dimungkinkan setelah majunya mesin. Pada 1893Edward Drummond Libbey memajang sebuah pakaian di World Columbian Expositionmenggunakan glass fiber dengan diameter dan tekstur fiber sutra. Yang sekarang ini dikenal sebagai "fiberglass", diciptakan pada 1938 olehRussell Games Slayter dari Owens-Corning sebagai sebuah material yang digunakan sebagai insulasi. Dia dipasarkan dibawah merk dagangFiberglas (sic), lihat juga merk dagang yang menjadi generik.



sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kaca_serat